Hari Raya Idul Adha
Sudah dua hari yang lalu Hari Raya Idul Adha terlewati,
namun suasanany masih terasa. Tertama ketika masuk gang-gang di perkampungan
aroma domba bin embeee...... masih terasa. Begitu juga di hari ini, anak-anak
yang masuk sekolah wajahnya terlihat berbeda dari biasanya. Mereka lebih
terlihat sehat dan seger-seger, mungkin ini karena efek asupan giji dari daging
kurban yang mereka makan. Malah ada asalh satu anak, yang bajunya bau sate,
mungkin waktu dijemur terkena asap sate yang dibakar bapaknya. Idul adha jadi
momen perbaikan giji bagi sebagian orang.
Namun di satu sisi, menurut salah satu catatan yang tidak
mau disebutkan, mengatakan bahwa selepas idul adha angka orang sakit darah
tinggi meningkat. Benerga ya? Silahkan cek sendiri ke rumah sakit atau
puskesmas terdekat. Ya ini bisa saja terjadi, buktinya hari ini juga ada
beberapa orang yang tidak masuk karena sakit dan tanpa alasan yang jelas. Idul adha
jadi momen peningkatan tensi darah, jika los control alias beuki teuing bin gembul.......
Namun, terkadang orang hanya menyikapi idul adha dengan
daging qurbannya saja,walaupun tidak salah . Padahal idul adha berawal dari
sejarah yang diabadikan dalam wahyu Allah dan tentunya banyak hikmah
dibaliknya.
Baiklah berikut, hanya sekedar mengingatkan bagi yang lupa
dan mengabarkan bagi yang belum tahu.
Idul adha
berada pada bulan Dzulhijjah atau biasa disebut bulan haji. Bulan ini merupakan
bulan yang bersejarah khususnya bagi umat Islam dibelahan dunia. Karena di
bulan ini umat Islam melaksanakan ibadah haji. Melaksanakan Ibadah haji ini
merupakan salah satu perintah dari Allah Swt yang harus dilaksanakan oleh umat
Islam khususnya bagi orang mampu dan serba tercukupi semuanya baik keluarga
maupun kerabat yang tinggalkannya. Ibadah haji ini hanya dilaksanakan di Makkah
atau tanah haram di Arab Saudi dan tidak dibenarkan di tempat lain.
Selain
melaksanakan ibadah haji, pada bulan ini juga umat Islam merayakan hari raya
Idul Adha pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah
KH sandisi dari Suryalaya mengatakan “Idul Adha
merupakan Idul Qurban, dari peristiwa sejarah ini kita ketahui, peristiwa
penting dalam arti dan makna Idul Adha dimana Nabi Ibrahim a.s telah memberikan
pengorbanan yang besar dan mengagungkan dengan penyembelihan putranya
Nabiyullah Ismail a.s demi pengabdiannya yang besar kepada Allah Swt. Allah
membalas pengabdian itu dengan menukar putranya itu dengan seekor ghibas.
Pengorbaan yang besar yang diberikan Nabi Ibrahim a.s oleh agama Islam telah
dianjurkan pula kepada kaum muslimin untuk memberikan pengorbanan dan
pengabdiannya kepada Allah Swt dengan melaksanakan penyembelihan hewan qurban
seperti sapi, kerbau dan kambing kemudian dagingnya dibagikan kepada fakir
miskin”.
Adapun
ketentuannya hewan sembelihannya yaitu kambing yang sudah ompong gigi, sehat
dan tidak cacat. Untuk satu ekor diqurbankan untuk satu orang. Sedangkan sapi,
kerbau, dan unta setap satu ekor untuk tujuh orang, dengan ketentuan hewannya
suadh berumur lebih dari satu tahun, sehat dan tidak cacat. Seseorang boleh
berqurban setiap tahun.
Perngorbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim merupakan
pengorbanan yang luar biasa. Nabi Ibrahim yang sudah lama menantikan kehadiran
putra, kemudian setelah lahir Allah SWT mengujinya dengan harus menyembelih
putranya sendiri. Ini merupakan ujian yang sangat berat baginya. Namun nabi
Ibrahim tidak mundur dan ragu sedikitpun atas keyakinan dan cintanya pada Allah
SWT. Sehingga Allah SWT menggantikan putranya dengan seekor kambing dengan
diantarkan oleh malaikat Jibril.
Yang patut kita teladani adalah bahwa keyakinan dan
kecintaan pada Allah SWT tidak boleh dikalahkan oleh kecintaan apapun termasuk
kecintaan terhadap harta benda dan anak-anak kita. Kecintaan dan pengorbanan
pada Allah SWT harus mengalahkan apapun. Mungkin berbeda dengan kita, tatkala
akan bersodaqoh maka yang dicari adalah uang recehan, tatkala akan memberi
diberikanlah barang yang sudah tidak terpakai. Dan begitu pula tatkala bekerja
untuk uang kita lebih giat dari pada beribadah untuk akherat yang kekal nanti.
Mari kita renungkan diri kita di hari raya idul adha ini,
serta raihlah hikmah untuk kebaikan dihari ini dan akan datang.
Akhirnya, semoga Allah SWT menambahkan Iman Islam kita,
meneguhkan kecintaan pada Allah, memberikan hati yang dermawan pada diri kita,
dan senantiasa dimudahkan segala urusan dengan Inayah dan Ridho dari Allah SWT.
Amin ya Robbal ‘alamin
Subhanakallahumma wabihamdika astagfiruka waatubu ilaika. Allahumma
soli ala muhamad wa’ala ali muhamad Saw.
http://pesantren-al-qosimiyyah.blogspot.com/2012/10/sejarah-singkat-idul-adha.html?showComment=1351484329232#c1930716322249234630
ditulis oleh
: wa2n